KOARNEWS – Harga berbagai macam produk konsumsi masyarakat sehari-hari diprediksi akan melonjak seiring dengan rencana pemerintah untuk memberlakukan cukai plastik dan minuman bergula dalam kemasan (MBDK) pada tahun 2024.
Hal ini diungkapkan oleh Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI). GAPMMI melakukan simulasi penerapan cukai dan menyimpulkan bahwa hal tersebut dapat mempengaruhi kenaikan harga produk hingga 30%.
“Bagi industri kecil yang rentan, tentunya mereka akan kesulitan, mereka akan rugi. Oleh sebab itu, saya lihat banyak mereka yang sudah menaikkan harga atau juga mengurangi ukuran jualnya,” kata Adhi, Ketua Umum GAPMMI.
Senada, Business Development Director Indonesian Packaging Federation (IPF) Ariana Susanti mengatakan, pihaknya menentang kebijakan tersebut karena dapat merugikan konsumen sekaligus menurunkan daya saing industri yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
“Cukai plastik hanya akan membebani biaya produk FMCG dan berdampak inflasi kepada konsumen. Pemakaian plastik untuk kemasan tidak akan berkurang dengan diterapkannya,” kata Ariana.
Menurut Adhi, penerapan cukai plastik akan berdampak pada kenaikan harga bahan baku produk FMCG, seperti sabun, sampo, deterjen, dan lainnya. Hal ini karena bahan baku tersebut sebagian besar menggunakan kemasan plastik.
Selain itu, penerapan cukai plastik juga akan berdampak pada kenaikan harga produk makanan dan minuman, seperti minuman kemasan, makanan ringan, dan lainnya.
Adhi menilai, kebijakan cukai plastik ini kurang tepat karena tidak akan berdampak signifikan pada pengurangan penggunaan plastik. Menurutnya, pemerintah perlu fokus pada kebijakan lain yang lebih efektif, seperti penerapan ekonomi sirkular.
“Ekonomi sirkular itu bagaimana kita mengelola sampah plastik dari hulu ke hilir. Mulai dari bagaimana mengurangi penggunaan plastik, bagaimana mengelola sampah plastik, hingga bagaimana mengolah sampah plastik menjadi produk yang bernilai ekonomi,” kata Adhi.
Adhi berharap, pemerintah dapat mengkaji ulang kebijakan cukai plastik dan mencari solusi lain yang lebih efektif untuk mengurangi penggunaan plastik.(MIS)